Upacara Yadnya Kasada Bromo atau Hari raya besar Suku Tengger umat hindu di Wisata Gunung Bromo yang di sebut Kasodo. Pernah mendengar upacara yang satu ini Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo di wisata gunung Bromo yaitu sebuah Upacara sesembahan atau sesajen ini adalah untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur yang digelar setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger, Upacara adat ini digelar di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam hingga dini hari. Upacara adat suku Tengger ini bertujuan untuk mengangkat dukun atau tabib yang ada di setiap desa di sekitar Gunung Bromo.
Dalam festival ini suku Tengger akan melemparkan sesajen berupa sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah gunung tersebut.
Berbicara soal Gunung Bromo, Gunung Bromo merupakan bagian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Provinsi Jawa Timur, Indonesia ini adalah salah satu tujuan wisata tersohor tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Gunung Bromo memiliki keunikan panorama indah sekaligus mistis sehingga menyodorkan suasana berbeda dibandingkan gunung lainnya. Di sini terbantang keindahan lanskap pegunungan dengan asap yang membumbung dari kawahnya dan di bawahnya ada lautan pasir luas menggelilinginya, obyek yang akan di kunjungi pun beragam, ketika pagi akan menikmati wisata bromo matahari terbit atau Bromo Sunrise di Penanjakan 1 Gunung Bromo, kedua akan melihat langsung Kawah Gunung Bromo, menyelusuri Padang Savana Bromo dan terakhir menjelajahi indahnya Pasir Berbisik di wisata gunung Bromo.
Tujuan wisatawan sudah sangat jelas menikmati semua keindahan alam Bromo, tetapi hal yang unik pun yang belum kita tahu dan membuat kita penasaran salah satunya event tahunan yaitu Upacara besar Nyadnya Kasada atau Kasodo yang di adakan pada bulan Agustus-September pada bulan purnama.
Suku Tengger Bromo dikenal sangat berpegang teguh pada adat dan istiadat terutama pada Upacara Yadnya Kasada Bromo ini, dan mereka jadikan Hindu lama sebagai pedoman hidup mereka. Keberadaan suku ini juga sangat dihormati oleh penduduk sekitar termasuk menerapkan hidup yang sangat jujur dan tidak iri hati. kembali ke Sejarah Gunung Bromo tentang asal muasal Suku Tengger Bromo di ceritakan bahwa
Ritual ini sudah dilakukan beratus-ratus tahun. Suku Tengger adalah keturunan Rara Anteng (putri Raja Majapahit) dan Jaka Seger (putra Brahmana). Sehingga nama Tengger merupakan nama penggabungan kedua tokoh ini. Pasangan Rara Anteng dan Jaka membangun pemukiman dan menguasai Tengger.
Sekian tahun menikah, pasangan ini merindukan anak. Keduanya memutuskan bertapa meminta Tuhan agar menganugerahkan anak. Keinginan mereka didengar Tuhan. Tiba-tiba terdengar suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul. Hanya mereka disyaratkan untuk mengorbankan putra bungsu mereka ke kawah Gunung Bromo.
Mereka bersedia menerima syarat itu. Tuhan pun menganugerahkan 25 anak kepada pasangan ini. Pasangan ini pun menyayangi Kesuma, putra bungsu mereka yang tumbuh menjadi anak gagah. Bertahun-tahun kemudian, Tuhan menagih janji mereka lantaran melihat pasangan ini seolah ingkar janji.
Malapetaka datang. Dewa yang marah membuat bumi gelap gulita. Pasangan itu teringat janji mereka. Keduanya menceritakan janji mereka itu kepada Kesuma. Kesuma bersedia berkorban untuk keselamatan negeri. Dunia tenang kembali. Masyarakat Tengger berkembang biak. Hingga sekarang, Suku Tengger tetap memegang keyakinan sebagai pemeluk Hindu. Tradisi upacara Yadnya Kasada terus dipertahankan sampai sekarang.
Asal mula SUKU TENGGER diambil dari nama belakang RARA ANTENG dan JOKO SEGER. Keduanya membangun pemukiman dan memerintah di kawasan Tengger ini kemudian menamakannya sebagai Purbowasesa Mangkurat Ing Tengger atau artinya “Penguasa Tengger yang Budiman”.
Sebelum Upacara Yadnya Kasada Bromo dilangsungkan, calon dukun dan tabib akan menyiapkan beberapa sesaji untuk dipersembahkan dengan cara melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Persembahan sesajen ini dilakukan beberapa hari sebelum upacara Yadnya Kasodo Bromo. Mereka juga harus melalui tes pembacaan mantra terlebih dahulu saat upacara Yadnya Kasada Bromo berlangsung sebelum dinyatakan lulus dan diangkat oleh tetua adat. Peran dukun atau tabib badi suku Tengger sangat kuat karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan masalah yang dialami oleh masyarakatnya,
Kemudian tepat pada malam ke-14 bulan Kasada, pada bulan Purnama, suku Tengger akan beramai-ramai membawa sesajen berupa hasil ternak dan pertanian ke Pura Luhur Poten bromo dan menunggu hingga tengah malam saat dukun ditasbihkan tetua adat. Berikutnya, sesajen yang disiapkan dibawa ke atas kawah Bromo untuk dilemparkan ke kawah sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang. Bagi suku Tengger, sesaji yang dilembar ke Kawah Bromo tersebut sebagai bentuk kaul atau rasa syukur atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah. Aktivitas pelemparan sesaji ini yang berada di kawah gunung bromo dapat Anda lihat sejak malam hingga siang hari saat hari menjelang upacara Yadnya Kasada Bromo.
Apabila Anda berminat menyaksikan Upacara Yadnya Kasada Bromo maka disarankan datang sebelum tengah malam karena ramainya persiapan para dukun dan masyarakat setempat, atau jika anda masih belum tau untuk hari dan kapan di adakannya Upacara Yadnya Kasada Bromo ini anda bisa langsung bertanya kepada kami di Wisata Bromo tempatnya kumpulan Paket Wisata Bromo atau Bromo Tour.
Terimakasih telah membaca artikel tentang Upacara Yadnya Kasada Bromo yang di gelar di Wisata Gunung Bromo, semoga bermanfa’at bagi kita semua.