Selain berdoa, untuk menghindari atau dijauhkan dan/atau perlindungan dari fitnah dajjal
kita harus berpegang teguh pada islam, mempersenjatai diri kita dengan
keimanan, mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah yang baik yang tak
satu makhluk pun menyertai-Nya didalamnya. Dan masih banyak lagi.
Adapun untuk bacaan doanya sering kali kita baca di setiap sholat lima
waktu, tepatnya yaitu ketika tayiyat akhir sebelum salam.
Ilustrasi: Doa Fitnah Dajjal di Tahiyat Akhir Sholat |
Dan berikut adalah lafadz bacaan doa mohon perlindungan dari fitnah dajjal selengkapnya:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ
النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ
فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari
jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid
dajjaal.
Artinya :
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.”
Itulah bacaan doa untuk menghindari fitnah dajjal yang patut kita
amalkan setiap hari. Seperti dilansir dari laman Voa Islam, bahwasanya
dajjal memiliki kemampuan ajaib –sebagian saja- yang menjadi kekhususan
bagi Allah SWT. Ia bisa mengendalikan hujan, mengatur bumi menumbuhkan
tanamannya, membawa surga yang hakikatnya neraka dan sebaliknya, dan
menguasai kekayaan bumi yang melimpah. Karena bahayanya yang sangat,
Nabi SAW telah memperingatkan umatnya atas fitnah tersebut.
Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berdiri di hadapan manusia dengan
memuji Allah yang berhak atas pujian tersebut. kemudian beliau
menyebutkan tentang Dajjal, beliau bersabda yang artinya :
Aku peringatkan kalian terhadapnya. Tidak ada seorang nabi kecuali memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Nuh telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Tetapi aku akan sampaikan kepada kalian sesuatu yang tak pernah disampaikan oleh seorang Nabi (sebelumku) kepada kaumnya: Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah matanya, dan sesungguhnya Allah tidak buta sebelah matanya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW memberitahukan tentang sifat Dajjal, pola kerjanya, dan
cara menyelamatkan diri darinya. Sampai-sampai beliau mencontohkan dan
memerintahkan agar berlindung dari buruknya fitnah Dajjal di penghujung
shalat.
اللَّهُمَّ
إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ، وَأَعوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأعُوذُ
بِكَ أنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ
الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ
"ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI WA A'UUDZU
BIKA MINAL JUBNI WA A'UUDZU BIKA MIN AN URADDA ILAA ARDALIL 'UMURI WA
A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA ADZAABIL QABRI
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
kebakhilan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung
kepada-Mu dari kepikunan, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah
dunia dan siksa kubur.”
Sumber Doa
Diriwayatkan dari Amru bin Maimun
al-Adawi dan Mus’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash, bahwasanya Sa’ad
mengajarkan kepada putra-putranya beberapa kalimat doa sebagaimana
seorang guru mengajari menulis kepada anak kecil. Beliau berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berlindung dari lima perkara di penghujung shalatnya:
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ
وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
kebakhilan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku
berlindung kepada-Mu dari kepikunan, dan aku berlindung kepada-Mu dari
fitnah dunia dan siksa kubur.” (HR. Al-Bukhari, Al-Tirmidzi, al-Nasai,
dan Ahmad)
Kapan Dibacanya?Doa di atas termasuk salah satu dari pilihan doa di penghujung shalat, yakni sebelum salam. Tepatnya sesudah membaca tasyahhud dan shalawat Nabi. Ini ditunjukkan oleh kalimat yang disampaikan perawi hadits, Sa’d bin Abi Waqqash,
وَيَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ
“. . dan ia (Sa’d) berkata: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam berlindung darinya (lima perkara) di penghujung
shalatnya.” (HR. Al-Bukhari)
Sebagaimana yang sudah maklum, waktu
sebelum salam dalam shalat termasuk waktu mustajab untuk dikabulkannya
doa. Karenanya dianjurkan memperbanyak doa padanya sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنْ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو
“Kemudian ia memilih doa yang disukainya lalu berdoa dengannya.” (HR. Al-Bukhari)
Ada beberapa doa ma’tsur dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk dibaca di tempat ini, antara lain:
اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ ,
وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ
اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan
dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal." (Muttafaq 'alaih)
اللَّهُمَّ
إنِّي ظَلَمْت نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِك وَارْحَمْنِي ،
إنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah
menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang
bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan
ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha
pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'Alaih)
اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Ya Allah, Bantu aku untuk berzikir, bersyukur, dan memperbaiki ibadah kepada-Mu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan al-Nasai dengan sanad kuat)
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (HR. Bukhari dan Ahmad)
Penjelasan Global
Doa di atas berisikan perlindungan dari
lima perkara buruk yang menghancurkan. Di mana jika ada dalam diri
manusia ia akan menjadi manusia hina dan merugi. Kelima perkara
tersebut;
Pertama,
al-Bukhli; yaitu pelit yang merupakan lawan dari dermawan. Inilah
penyebab seseorang tidak menunaikan kewajiban dalam harta seperti zakat,
membantu orang susah, menyokong kebutuhan dakwah dan jihad, serta
lainnya.
Kedua,
Al-Jubni, yakni pengecut. Lawannya Saja’ah (berani). Orang yang
terjangkiti penyakit Jubun akan takut kepada resiko dalam melaksanakan
kebaikan sehingga ia meninggalkan perbuatan baik tersebut. Akibatnya,
banyak kewajiban-kewajiban agama yang akan ditinggalkan. Misalnya: jihad
fi sabililla, menyampaikan dan membela kebenaran, mengingkari tindakan
munkar, membela orang teraniaya, menghentikan tindakan kejahatan, dan
selainnya.
Ketiga, Arzdal
al-Umr (pikun) adalah puncat dari umur tua. Pada kondisi ini, seseorang
akan menjadi seperti anak-anak dalam cara berpikir dan menyikapi
masalah. Kekuatan fisik dan akannya sudah sangat menurun, sehingga
keberadaannya menjadi beban bagi yang lain.
Keempat,
Fitnah dunia, yakni terfitnah dengan dunia sehingga menuruti syahwat
duniawi dan tertipu olehnya. Akibatnya, ia lupa akhirat. Masuk dalam hal
ini adalah berlindung dari berbagai fitnah yang menghancurkan dien dan
akhiratnya saat masih hidup di dunia.
Kelima, Adzab
Kubur, yakni kengerian dan siksa yang diperolehnya saat ditanya oleh dua
Malaikat setelah dikuburkan. Ia berlindung dari menyaksikan amal-amal
buruknya dalam rupa makhluk yang sangat menyeramkan. Ia berlindung dari
himpitan kubur yang mematahkan tulang belulang, serta berbagai macam
siksa di dalamnya.
Penjelasan Khusus
Fitnah dunia tidak kalah bahayanya dari
perkara-perkara yang disebutkan di atas. Banyak orang menjadi korbannya.
Tidak hanya kalangan awam saja. Para ulama dan aktifis Islam tidak
sedikit yang tergelincir karenanya. Mereka menjadikan dunia sebagai
tujuan hidupnya. Pikiran, cita-cita, harapan, dan segala perbuatannya
hanya untuk dunia. Akibatnya, ia lalai dari tujuan penciptaannya, yakni
ibadah. Ia lalai dari menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Ia hidup
seperti binatang. Hanya menikmati kelezatannya dan menurutkan
syahwatnya. Ia tak peduli halal dan haram dalam memperolehnya. Ia tak
pernah peduli kemana dan untuk apa ia habiskan dunianya. Sehingga
hidupnya hanya mengumpulkan bekal menuju kesengsaraan dan siksa pedih di
ahirat.
Oleh sebab bahayanya yang dahsyat, Allah
dan Rasul-Nya berulang-ulang memberi peringatan terhadap fitnah dunia.
Baik peringatan secara langsung, memberikan permisalan tentangnya, dan
menceritakan umat-umat terdahulu tersesat karenanya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman agar tidak tertipu dengan kehidupan dunia,
فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Maka janganlah sekali-kali
kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan)
memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” (QS. Luqman: 33)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memperingatkan dunia dengan memberikan permisalan tentangnya,
وَاضْرِبْ
لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ
السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيماً
تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِراً
“Dan berilah perumpamaan kepada
mereka (manusia), kehidupan dunia sebagaimana air hujan yang Kami
turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di
muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan
oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Kahfi: 45)
اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ
بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ
أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ
يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ
اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ
الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
Allah mangabarkan umat yang tersesat karena dunia, “Dan
bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya
ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia
melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan
(sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka)
kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raf: 175-176)
Penutup
Di kehidupan zaman yang sudah tua.
Kiamat juga semakin dekat. Dunia dibukakan untuk manusia
selebar-lebarnya. Berbagai ilmu pengatahuan dan teknologi serta
fasilitas kehidupan sudah sebegitu canggih. Kehidupan mewah dipamerkan
di hadapan setiap saat. Akibatnya, Menggenggam kekayaan dan kemewahan
dunia menjadi cita-cita banyak orang. Mereka berlomba-lomba menumpuk
harta dan menikmatinya. Mereka merasa bahwa harta benda itu akan
mengekalkan mereka. Sehingga akhirat bagi dia hanya tinggal dongeng
semata. Tidak benar-benar diimani dan yakini keberadaannya.
وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
“Dan tentu mereka akan mengatakan
(pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita
sekali-sekali tidak akan dibangkitkan”.” (QS. Al-An’am: 29)
Maka kita lihat, kasus-kasus korupsi
yang mejerat elit-elit politik dan penguasa dinegeri kita tidak lepas
dari fitnah dunia. Bahkan tidak hanya menyerang orang-orang yang jauh
dari ilmu agama. Para ustadz dan kiainya juga ikut terjeras fitnah
dunia.
Kasus terorisasi aktifis Islam sehingga
darah orang-orang shalih dihargai murah, tidak lain dibelakangnya ada
kepentingan dunia. Mendapat hadiah malimpah, bantuan dikucurkan dengan
deras, atau sebagai promosi kenaikan pangkat/jabatan.
Oleh sebab itu, doa perlindungan di atas sangat penting untuk dibaca.
Agar kita tidak tertipu dengan dunia dan larut dalam fitnahnya. Wallahu
Ta’ala A’lam.- See more at: http://www.voa-islam.com/read/doa/2013/05/28/24827/doa-berlindung-dari-fitnah-dunia/#sthash.oSGEPOg3.dpuf
اللَّهُمَّ
إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ، وَأَعوذُ بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأعُوذُ
بِكَ أنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ
الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ
"ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI WA A'UUDZU
BIKA MINAL JUBNI WA A'UUDZU BIKA MIN AN URADDA ILAA ARDALIL 'UMURI WA
A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA ADZAABIL QABRI
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
kebakhilan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung
kepada-Mu dari kepikunan, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah
dunia dan siksa kubur.”
Sumber Doa
Diriwayatkan dari Amru bin Maimun
al-Adawi dan Mus’ab bin Sa’ad bin Abi Waqqash, bahwasanya Sa’ad
mengajarkan kepada putra-putranya beberapa kalimat doa sebagaimana
seorang guru mengajari menulis kepada anak kecil. Beliau berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berlindung dari lima perkara di penghujung shalatnya:
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ
وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari
kebakhilan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku
berlindung kepada-Mu dari kepikunan, dan aku berlindung kepada-Mu dari
fitnah dunia dan siksa kubur.” (HR. Al-Bukhari, Al-Tirmidzi, al-Nasai,
dan Ahmad)
Kapan Dibacanya?Doa di atas termasuk salah satu dari pilihan doa di penghujung shalat, yakni sebelum salam. Tepatnya sesudah membaca tasyahhud dan shalawat Nabi. Ini ditunjukkan oleh kalimat yang disampaikan perawi hadits, Sa’d bin Abi Waqqash,
وَيَقُولُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ
“. . dan ia (Sa’d) berkata: Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam berlindung darinya (lima perkara) di penghujung
shalatnya.” (HR. Al-Bukhari)
Sebagaimana yang sudah maklum, waktu
sebelum salam dalam shalat termasuk waktu mustajab untuk dikabulkannya
doa. Karenanya dianjurkan memperbanyak doa padanya sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
ثُمَّ يَتَخَيَّرُ مِنْ الدُّعَاءِ أَعْجَبَهُ إِلَيْهِ فَيَدْعُو
“Kemudian ia memilih doa yang disukainya lalu berdoa dengannya.” (HR. Al-Bukhari)
Ada beberapa doa ma’tsur dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk dibaca di tempat ini, antara lain:
اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ ,
وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ
اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan
dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal." (Muttafaq 'alaih)
اللَّهُمَّ
إنِّي ظَلَمْت نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِك وَارْحَمْنِي ،
إنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah
menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang
bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan
ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha
pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'Alaih)
اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Ya Allah, Bantu aku untuk berzikir, bersyukur, dan memperbaiki ibadah kepada-Mu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan al-Nasai dengan sanad kuat)
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (HR. Bukhari dan Ahmad)
Penjelasan Global
Doa di atas berisikan perlindungan dari
lima perkara buruk yang menghancurkan. Di mana jika ada dalam diri
manusia ia akan menjadi manusia hina dan merugi. Kelima perkara
tersebut;
Pertama,
al-Bukhli; yaitu pelit yang merupakan lawan dari dermawan. Inilah
penyebab seseorang tidak menunaikan kewajiban dalam harta seperti zakat,
membantu orang susah, menyokong kebutuhan dakwah dan jihad, serta
lainnya.
Kedua,
Al-Jubni, yakni pengecut. Lawannya Saja’ah (berani). Orang yang
terjangkiti penyakit Jubun akan takut kepada resiko dalam melaksanakan
kebaikan sehingga ia meninggalkan perbuatan baik tersebut. Akibatnya,
banyak kewajiban-kewajiban agama yang akan ditinggalkan. Misalnya: jihad
fi sabililla, menyampaikan dan membela kebenaran, mengingkari tindakan
munkar, membela orang teraniaya, menghentikan tindakan kejahatan, dan
selainnya.
Ketiga, Arzdal
al-Umr (pikun) adalah puncat dari umur tua. Pada kondisi ini, seseorang
akan menjadi seperti anak-anak dalam cara berpikir dan menyikapi
masalah. Kekuatan fisik dan akannya sudah sangat menurun, sehingga
keberadaannya menjadi beban bagi yang lain.
Keempat,
Fitnah dunia, yakni terfitnah dengan dunia sehingga menuruti syahwat
duniawi dan tertipu olehnya. Akibatnya, ia lupa akhirat. Masuk dalam hal
ini adalah berlindung dari berbagai fitnah yang menghancurkan dien dan
akhiratnya saat masih hidup di dunia.
Kelima, Adzab
Kubur, yakni kengerian dan siksa yang diperolehnya saat ditanya oleh dua
Malaikat setelah dikuburkan. Ia berlindung dari menyaksikan amal-amal
buruknya dalam rupa makhluk yang sangat menyeramkan. Ia berlindung dari
himpitan kubur yang mematahkan tulang belulang, serta berbagai macam
siksa di dalamnya.
Penjelasan Khusus
Fitnah dunia tidak kalah bahayanya dari
perkara-perkara yang disebutkan di atas. Banyak orang menjadi korbannya.
Tidak hanya kalangan awam saja. Para ulama dan aktifis Islam tidak
sedikit yang tergelincir karenanya. Mereka menjadikan dunia sebagai
tujuan hidupnya. Pikiran, cita-cita, harapan, dan segala perbuatannya
hanya untuk dunia. Akibatnya, ia lalai dari tujuan penciptaannya, yakni
ibadah. Ia lalai dari menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Ia hidup
seperti binatang. Hanya menikmati kelezatannya dan menurutkan
syahwatnya. Ia tak peduli halal dan haram dalam memperolehnya. Ia tak
pernah peduli kemana dan untuk apa ia habiskan dunianya. Sehingga
hidupnya hanya mengumpulkan bekal menuju kesengsaraan dan siksa pedih di
ahirat.
Oleh sebab bahayanya yang dahsyat, Allah
dan Rasul-Nya berulang-ulang memberi peringatan terhadap fitnah dunia.
Baik peringatan secara langsung, memberikan permisalan tentangnya, dan
menceritakan umat-umat terdahulu tersesat karenanya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman agar tidak tertipu dengan kehidupan dunia,
فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Maka janganlah sekali-kali
kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan)
memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” (QS. Luqman: 33)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala memperingatkan dunia dengan memberikan permisalan tentangnya,
وَاضْرِبْ
لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ
السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيماً
تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِراً
“Dan berilah perumpamaan kepada
mereka (manusia), kehidupan dunia sebagaimana air hujan yang Kami
turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di
muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan
oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Kahfi: 45)
اعْلَمُوا
أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ
بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ
أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ
يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ
اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ
الْغُرُورِ
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,
perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu
lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan
kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20)
Allah mangabarkan umat yang tersesat karena dunia, “Dan
bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya
ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia
melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan
(sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan
hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka)
kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raf: 175-176)
Penutup
Di kehidupan zaman yang sudah tua.
Kiamat juga semakin dekat. Dunia dibukakan untuk manusia
selebar-lebarnya. Berbagai ilmu pengatahuan dan teknologi serta
fasilitas kehidupan sudah sebegitu canggih. Kehidupan mewah dipamerkan
di hadapan setiap saat. Akibatnya, Menggenggam kekayaan dan kemewahan
dunia menjadi cita-cita banyak orang. Mereka berlomba-lomba menumpuk
harta dan menikmatinya. Mereka merasa bahwa harta benda itu akan
mengekalkan mereka. Sehingga akhirat bagi dia hanya tinggal dongeng
semata. Tidak benar-benar diimani dan yakini keberadaannya.
وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
“Dan tentu mereka akan mengatakan
(pula): "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita
sekali-sekali tidak akan dibangkitkan”.” (QS. Al-An’am: 29)
Maka kita lihat, kasus-kasus korupsi
yang mejerat elit-elit politik dan penguasa dinegeri kita tidak lepas
dari fitnah dunia. Bahkan tidak hanya menyerang orang-orang yang jauh
dari ilmu agama. Para ustadz dan kiainya juga ikut terjeras fitnah
dunia.
Kasus terorisasi aktifis Islam sehingga
darah orang-orang shalih dihargai murah, tidak lain dibelakangnya ada
kepentingan dunia. Mendapat hadiah malimpah, bantuan dikucurkan dengan
deras, atau sebagai promosi kenaikan pangkat/jabatan.
Oleh sebab itu, doa perlindungan di atas sangat penting untuk dibaca.
Agar kita tidak tertipu dengan dunia dan larut dalam fitnahnya. Wallahu
Ta’ala A’lam.- See more at: http://www.voa-islam.com/read/doa/2013/05/28/24827/doa-berlindung-dari-fitnah-dunia/#sthash.oSGEPOg3.dpuf